Melihat Kerbau Lebih Dekat di Guwosobokerto

Binatang peliharaan merupakan binatang yang lebih sering berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari memberinya makanan, minuman, tempat yang layak, hingga pada pemeliharaan dan perawatan binatang.

Kerbau, merupakan salah satu binatang peliharaan yang lebih sering dimanfaatkan di kehidupan manusia. Kerbau mulai diternakkan manusia sejak tahun 4000 SM di Lembah Sungai Hindus dan pertama kali dijinakkan sekitar 3000 tahun yang lalu.

Beberapa keunikan kerbau:
1. Kerbau bukanlah hewan pengembara. Walaupun ditinggalkan penggembala, kerbau tidak akan lari
2. Tanduk kerbau berbentuk bulan sabit melengkung panjang ke belakang. Tanduknya berguna untuk pertahanan diri apabila diserang pemangsa atau merasa terganggu
3. Kerbau sangat patuh kepada siapa saja yang membawanya, asalkan hidungnya dicocok dahulu
4. Kerbau termasuk binatang yang sangat disiplin, tertib, dan teratur
5. Di Tana Toraja, kerbau menjadi penentu status sosial masyarakat dan simbol kemakmuran
6  Kerbau bule sering digunakan dalam upacara adat, terutama dalam upacara pemakaman raja-raja
7. Berat badan kerbau akan terus bertambah seiring dengan pertambahan umurnya, sampai masa pertumbuhan berhenti (puncak)

Di kabupaten Jepara ada sebuah desa yang sebagian warganya memelihara kerbau. Warga di desa Guwosobokerto, yang terletak di kecamatan Welahan ini mempunyai kebiasaan unik untuk membawa kerbaunya di aliran sungai.



Setiap hari secara bergiliran, warga mengajak kerbau peliharaannya untuk berkubang dan mandi di sungai ataupun untuk mengantarkan kerbaunya agar buang air besar di sekitar aliran sungai. Terkadang sebelum si kerbau mandi, kerbau--kerbau milik warga diajak ke tanggul sungai untuk memakan rumput-rumput yang ada di sungai.



Sekitar 2-3 kali warga mengajak kerbau-kerbau peliharaannya untuk mandi, berkubang, dan buang air besar di aliran sungai. Seperti sudah ada jadwalnya, di sungai ini tidak pernah sepi dengan kedatangan kerbau-kerbau milik warga. Untuk warga sekitar yang ingin melihat, bisa melihat dari atas jembatan. Dan dari atas jembatan ini setiap sore ramai dengan anak-anak kecil yang diajak orang tuanya ataupun ramai anak-anak muda.



Bisa juga melihat kerbau lebih dekat dengan turun ke sungai. Kerbau-kerbau di sini sudah jinak dan biasanya sudah ada pemiliknya yang siap sedia.

Di sekitar sungai, terdapat banyak rumah kerbau. Rumah kerbau ini sengaja dibuatkan jauh dari rumah pemiliknya dan menjadi satu dengan rumah-rumah kerbau yang lain.

Rumah kerbau


Yang menjadi menarik dari kerbau-kerbau di desa Guwosobokerto ini, meskipun tubuh kerbau memang berbau khas tetapi kebersihan tubuh kerbau sangat terjaga. Terlihat dengan tidak adanya lalat yang menempel di tubuh kerbau. Dan rumah yang ditempati kerbau sangatlah bersih.

So, jangan takut memperkenalkan dan melihat kerbau lebih dekat kepada anak-anak kita

Karena kerbau itu jinak

Tidak ada komentar